www.daytekno.com – Lokasi : Desa Segaran, Kecamatan Batujaya. Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41354Map : KlikDisiniHTM : Rp.5000/OrangBuka/Tutup : 08.00-16.00Telepon : 0815-8669-0327
Candi Jiwa di kota Karawang merupakan situs yang sangat tua di tanah Jawa karena berdasar penelitian bahwa bangunan ini sudah ada sejak abad 5 Masehi. Para arkeolog berpendapat bahwa candi ini didirikan oleh kerajaan Tarumanegara dan menjadi salah satu bukti kebesaran masa itu.
Candi Jiwa Menjadi Situs Tertua di Tanah Jawa
Bangunan candi memang sudah tidak utuh lagi dan hanya tampak dasarnya saja berbentuk persegi empat dengan ukuran 19×19 meter dan tinggi 1 meter. Namun sebenarnya keseluruhan candi memiliki tinggi sekitar 4,7 meter dengan stupa atau patung berbentuk bulat diatasnya.
Namun kondisi bangunan tengah candi memang sudah hancur dan hanya terlihat bekas reruntuhannya berupa tumpukan bata merah. Ternyata bahan bangunan bata merah juga sudah digunakan sejak sekian lama dan tentunya tidak kalah dari bangunan candi dengan batu hitam.
Bekas bangunan lainnya yang berupa patung dan relief disimpan dalam museum Batujaya sebagai koleksi dan pusat penelitian bagi masyarakat. Selain itu, terdapat juga temuan prasasti dengan tulisan kuno dan setelah diteliti, ternyata menggunakan bahasa atau aksara Palawa.
Candi Jiwa tidak memiliki tangga ataupun pintu masuk dan sepertinya dijadikan sebagai pusat peribadatan masa lampau. Hal ini sangat berbeda dengan bentuk candi Blendongan yang memiliki tangga serta lebih tinggi dan ukurannya sangat besar di komplek percandian Batujaya.
Sepertinya nenek moyang sudah mengenal ilmu matematika karena bentuk bangunan simetris dan tentunya menggunakan alat pengukur sehingga sangat presisi. Temuan benda lainnya juga membuktikan bahwa bangunan candi merupakan bekas peninggalan dari zaman Neolitikum.
Benda-benda temuan lainnya seperti tembikar, batu manik-manik merupakan bagian dari zaman prasejarah dan tentunya masa sebelum Masehi. Hal ini juga menjadikan Candi Jiwa merupakan bangunan tertua di tanah Jawa hingga saat ini sebelum terdapat penemuan candi tertua lainnya.
Bahan bangunan menggunakan bata merah dengan ukuran besar dan tentunya menjadi bukti bahwa pada masa sebelum Masehi, masyarakat setempat sudah menguasai ilmu bangunan. Kondisi bangunan sangat rapi dan halus sehingga memperlihatkan keindahan serta seni rupa.
Hal ini membuktikan bahwa nenek moyang bangsa kita sudah memiliki teknologi tinggi dalam bidang seni bangunan dan kebudayaan. Selain itu, memiliki pengetahuan untuk membuat bangunan agar awet dan terbukti candi yang dibangun mampu bertahan hampir 2000 tahun.
Ketika menengok pada legenda tanah Sunda, maka akan menemui beberapa perbedaan sejarah mengenai peninggalan bangunan Candi Jiwa. Hal ini karena kerajaan Tarumanegara beraliran Hindu, sedangkan Candi Jiwa merupakan representative dari tempat peribadatan agama Budha.
Selain itu, ibukota kerajaan Tarumanegara berada di daerah Banten yang jaraknya lebih dari 100 km dari kota Karawang. Hal ini mungkin bisa diartikan bahwa Candi Jiwa memang sudah berdiri sebelum ada kerajaan Tarumanegara dan masanya lebih dekat pada kerajaan Salakanegara.
Alamat Candi Jiwa berada di desa Segara, kecamatan Batujaya, kabupaten Karawang, Jawa Barat 41354 dekat dengan sungai Citarum. Letak bangunan candi berada di tengah persawahan masyarakat setempat dan bentuk candi menghadap ke arah barat daya sekitar 50 derajat.
Meskipun berada di tengah persawahan, namun pihak pengelola sudah membangun akses jalan dengan beton sehingga mudah dikunjungi para wisatawan. Untuk mencapai lokasi candi memang sangat mudah, cukup dengan mengikuti jalan raya Baturaja di wilayah Rengasdengklok.
Lokasi candi memang sangat strategis karena jarak dengan sungai Citarum hanya sekitar 500 meter dan jarak dengan pantai Karawang sekitar 5 km. Hal ini adalah keuntungan bagi sawah di sekitarnya karena tidak pernah kering sepanjang tahun dan terkadang terkena bencana banjir.
Sedangkan jarak dari kota Jakarta memang cukup dekat, hanya sekitar 60 km dan bisa dijangkau dalam waktu 3 jam perjalanan. Para wisatawan dari Jakarta bisa menuju arah Bekasi dan selanjutnya bisa ke kota Karawang untuk mencari daerah Rengasdengklok di sebelah utara.
Pihak pengelola bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk menjadikan situs candi yang ada di daerah Baturaja agar bisa menjadi tujuan wisata. Hal ini diwujudkan dengan dibangunnya akses jalan untuk mempermudah sarana transportasi dan melakukan perawatan secara kontinyu.
Candi Jiwa dibuka setiap hari mulai jam 08.00 pagi sampai jam 16.00 sore dan libur pada hari senin. Setiap pengunjung yang datang akan selalu didampingi oleh pihak pengelola untuk memberikan penjelasan mengenai sejarah dan asal usul candi serta usia bangunan hingga saat ini.
Letak candi berada di tengah persawahan dan menjadi misteri tersendiri, namun masyarakat setempat juga telah mensakralkan tempat tersebut. Pada mulanya, lokasi candi berupa gundukan tanah dengan beberapa pohon tumbuh disekitarnya sehingga aman serta tetap terjaga.
Gundukan tanah tersebut dikeramatkan oleh masyarakat setempat dan ditemukan banyak benda-benda unik oleh penduduk. Selanjutnya hal tersebut dilaporkan kepada pemerintah pada tahun 1986 dan mulai diteliti oleh tim arkeolog dari UI, lalu kegiatan penggalian dilakukan tahun 1992.
Khusus untuk wilayah Candi Jiwa, ditemukan kerangka dan tulang-tulang binatang serta tidak ditemukan adanya fosil manusia. Tentu saja fungsi candi menjadi semakin jelas dan bukanlah sebagai tempat tinggal, namun khusus menjadi tempat peribadatan ataupun batas wilayah saja.
Salah satu keanehan bangunan ini, terdapat parit atau kolam di sekitar bangunan dan disinyalir sebagai keamanan agar tidak dimasuki oleh binatang buas. Bentuk kotak seperti kolam juga bisa diartikan sebagai galian sumur untuk membersihkan diri ataupun air kesucian secara rohani.
Berdasarkan cerita dari masyarakat setempat, jika ada binatang yang berada di wilayah candi tersebut, maka akan mati. Hal tersebut memang sudah sering dialami para penduduk ketika mereka sedang menggembalakan kambing di wilayah Candi Jiwa dan bintangnya lalu mati.
Hal ini memang menjadi misteri di sekitar candi dengan ditemukannya fosil binatang karena tempat tersebut memiliki keramat. Karena itulah, pengelola membuat pembatas dengan pagar besi untuk mengelilingi bangunan candi agar binatang tidak bisa masuk ke lokasi candi tersebut.
Masyarakat setempat juga menuturkan bahwa di setiap pojok candi terdapat pohon dan pada setiap pohon memiliki makhluk gaib penunggu bangunan tersebut. Seorang paranormal juga memberikan pernyataan bahwa penunggu candi tersebut adalah antara lain macan putih.
Namun jika kita cermati, maka hanya ada 3 pohon di setiap pojoknya dan berdasarkan penuturan dari paranormal, bahwa pohon ke empat berada di tengah candi. Penuturan lainnya juga terdapat mitos bahwa penunggu candi adalah makhluk tinggi besar dengan 2 pengawal wanita raksasa.
Tentu saja banyak masyarakat setempat juga sudah pernah melihat penunggu candi dan bentuknya identik dengan wujud macan putih dan makhluk tinggi besar. Sudah banyak pengalaman unik pernah terjadi dalam masyarakat berkaitan dengan Candi Jiwa.
Pada awalnya banyak masyarakat mencari benda-benda berharga dan membawa pulang ketika menemukannya. Namun orang-orang tersebut selalu mengembalikan benda-benda tersebut ke Candi Jiwa karena selalu dihantui makhluk penunggu situs kuno tersebut.