www.daytekno.com – Status Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia memberi sejumlah keuntungan, yang jika diolah secara tepat potensial untuk menjadi salah satu mesin pertumbuhan ekonomi baru. Titik tumpu pertumbuhan itu ada pada sektor ekonomi syariah dan industri halalnya yang potensial untuk naik kelas sebagai pemain regional bahkan global.
Dari sisi pemerintah sendiri, serangkain program telah diluncurkan dalam upaya mengakselerasi pengembangan industri halal nasional. Semuanya dalam lingkupm visi perwujudan,”Indonesia sebagai Produsen Halal Terkemuka Dunia”. Kesempatan tersebut semakin besar jika dihubungkan dengan bonus demografi yang diperoleh Indonesia yang pada gilirannya akan membuka peluang jadi pasar untuk produk halal terbesar dunia.
“Sebagai negara dengan total penduduk muslim terbesar yang pada tahun 20220 jumlah penduduk muslimnya tercatat sebanyak 229,6 juta jiwa, maka total pengeluaran kaum muslimin tersebut (khusus untuk produk halal) tahun 2020 tidak kurang dari USD184 miliar serta diperkirakan bakal naik menjadi US281.6 miliar pada tahun 2025 mendatang,”kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan sambutannya pada acara Indonesia Halal Industry Award (IHYA) 2022 di Jakarta, Jumat (9/12/2022).
Tak cuma bicara soal potensi, Airlangga Hartarto juga memaparkan perbaikan indikator ekonomi syariah Indonesia yang terus menujukkan perbaikan. Itu terlihat dari rilis The State of the Global Islamic Economy Report 2022 yang menyebut Indonesia sebagai negara peringkat empat besar dunia. Selain itu, Indonesia juga merupakan salah satu negara konsumen produk halal terbesar di dunia yang mencakup 11,34% dari pengeluaran halal global. Sedangkan untuk sektor makanan, posisi yang ditempati ada di peringkat dua, sementara untuk komestik ada di posisi keempat. Pada bagian ini, pemerintah mendorong masyarakat untuk menggunakan dan menumbuhkan kebanggaan terhadap produk halal buatan negeri sendiri.
Dorongan tersebut tak lepas dari potensi pasar yang sangat besar baik dari dalam maupun luar negeri. Maka yang diperlukan dari sisi pengusaha dalam negeri adalah repositioning agar Indonesia tidak hanya menjadi target pasar, namun juga mendorong peningkatan produksi produk halal.
Apalagi persaingan perebutan pasar halal global juga ketat dimana pemainnya tak cuma negara-negara muslim. Maka dengan situasi demikian, sudah pada tempatnya jika industri halal dalam negeri punya daya saing lebih dibanding negara lain. Karena yang dimiliki Indonesia adalah potensi pasar yang sangat besar selain peluang ekspor yang juga bisa diperoleh. “Kegiatan IHYA 2022 ini diharapkan bisa menjadi bentuk sosialisasi dan edukasi sekaligus sebagai pemicu dan pemacu industri dalam negeri. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Perindustrian, sekiranya Allah SWT meridhoi setiap langkah kita untuk memajukan industri halal nasional,” tutup Menko Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar itu.