www.daytekno.com – JAKARTA, Investor.id- Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi untuk menjaga target inflasi akhir tahun bisa di bawah 5%. Sebab, laju inflasi yang tinggi akan berdampak terhadap penurunan daya beli dan kesejahteraan masyarakat.
Dia menjelaskan saat ini berbagai lembaga memproyeksi inflasi Indonesia tahun ini akan menyentuh 6-7%. Angka ini cukup tinggi, mengingat Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir pemerintah berhasil menjaga inflasi di 5%, bahkan 3%.
“Tapi sekarang (proyeksinya) kembali ke 6-7% dan ini makanya perlu upaya bersama untuk bahu membahu turunkan inflasi,”ucapnya dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Sulawesi Selatan, Senin (24/10).
Meski demikian, ia menyebut setidaknya inflasi yang menandakan geliat pertumbuhan ekonomi karena permintaan meningkat sejalan dengan mobilitas masyarakat yang meningkat. Alhasil akan menopang pertumbuhan ekonomi.
Bahkan Doni menyebut Indonesia menjadi negara yang mendapatkan mukzizat, karena disaat negara lain ekonominya merosot dan mengalami stagnasi. Kinerja ekonomi domestik justru tetap solid.
“Ekonomi Indonesia ditumpu konsumsi, mobilitas sudah bagus maka konsumsi akan meningkat. Kita harus jaga momentum ini dengan menjaga inflasi, ini yang memang dua hal.Kita harus jaga momentum ini dengan menjaga inflasi. Percuma pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% kuartal II jika inflasi bisa lebih dari 10 maka akan minus artinya tidak ada growth,”ucapnya.
Adapun langkah BI untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas rupiah juga dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 4,75%.
Keputusan ini, merupakan juga sebagai langkah front loaded, pre-emptive dan forward loking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang 7% terlalu tinggi (overshooting) dan memastikan inflasi inti ke depan kembali pada sasaran.
” Orang itu anggap inflasi akan naik itu ekspektasi jadi kami coba overshooting inflasi kami turunkan. Kami jaga stabilitas nilai tukar kami selalu berada di pasar intervensi. Kenapa ? Karena nilai tukar sebabkan imported inflation ini coba kami jaga agar bahan bahan impor enggak tinggi,”ucapnya.
Untuk menjaga inflasi tetap terkendali, BI berkomitmen melakukan koordinasi kebijakan yang erat melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNIP) dalam mendorong ketersediaan pasokan, kelancaran, distribusi, kestabilan harga, dan komunikasi efektif.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BSP), indeks harga konsumen (IHK) pada September 2022, mengalami inflasi sebesar 1,17% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,21% (mtm).
Inflasi terutama bersumber dari peningkatan harga kelompok administered prices, di tengah penurunan inflasi inti dan deflasi pada kelompok volatile food. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK September 2022 tercatat 5,95% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,69% (yoy).
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website investor.id. Situs https://www.daytekno.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://www.daytekno.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”