Bisnis  

Jual Beli Online pada E-Commerce dengan Menerapkan Etika Bisnis dalam Islam

Avatar
Jual Beli Online pada E-Commerce dengan Menerapkan Etika Bisnis dalam Islam

www.daytekno.com – Ajaran yang paling sempurna di muka bumi ini hanyalah islam, terbukti dengan adanya perintah Allah yang mengutus umat islam untuk menyeimbangkan antara Hablum minallah dan Hablum minannas. Bentuk penerapan Hablum minannas salah satunya yaitu jual beli. Rasulullah pernah bersabda dari 10 sumber rezeki umat islam 9 diantaranya ada transaksi jual beli. Perdagangan sudah ada sejak zaman Rasulullah, bahkan Rasulullah pun menganjurkan umatnya untuk berdagang. Transaaksi jual beli salah satu manfaatnya dalah dapat menyambung silaturahmi, selain itu juga bisa membantu sesama manusia untuk saling memenuhi kebutuhannya.

Di era globalisasi yang serba digital saat ini di hampir semua lapisan masyarakat untuk menjalani transformasi digital, termasuk jual beli. Media dan informasi sangat mendukung pertumbuhan perusahaan karena semua informasi dapat disajikan dengan cara yang kompleks dan sederhana yang dikenal sebagai perdagangan elektronik atau electronic commerce (selanjutnya disebut e-commerce). . Upaya dalam perencanaan jual beli elektronik (Electronic Commerce) adalah informasi produk harus lebih jelas dan menarik dalam mempromosikan dan memperluas jaringan segmen pasar. Ketika nama produk dikenal lebih luas dapat meningkatkan profitabilitas dan daya saing yang kompetitif dan global.

Indonesia merupakan negara yang tertinggi menduduki pertumbuhan pengguna e-commerce di dunia, dengan pertumbuhan 78% setiap tahunnya. Hal tersebut berarti kedudukan e-commerce sangat berperan dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Banyak sekali kelbeihan yang dimiliki oleh e-commerce karena tidak terhalang ruang dan waktu, dan lebih efektif dan efisien dari segi biaya dan waktu. Selain kelebihan tersebut, pasti e-commerce terdapat kekurangannya yaitu barang yang datang tidak sesuai dengan foto yang ditampilkan, selian itu terdapat banyak penipuan dimana setelah uang ditransfer barang tidak dikirim. Oleh karena itu, perlu adanya etika bisinis dalam islam guna menghindari mudharat yang terjadi ketika transaksi dalam e-commerce. Karena Islam sangat menganjurkan berlaku adil dan melarang kecurangan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Baca Juga;  Kemenhub minta stakeholders dukung efisiensi logistik lewat integrasi

Menerapkan etika bisnis Islam yang baik membawa kenyamanan dalam setiap proses kegiatan usahanya, terutama di zaman modern ini. Kebutuhan semua orang telah disediakan dalam beberapa situs e-commerce populer di Indonesia. Tapi untuk saat ini Masih banyak pelaku bisnis yang kurang menerapkan etika bisnis dalam praktik bisnis mereka, seperti kurangnya kejujuran, keadilan, bahkan banyak penipuan yang mungkin tidak diketahui oleh pelanggan. E-commerce sangat berguna untuk kebutuhan masyarakat, karena penerapan transaksinya yang mudah juga membuat jual beli online semakin popular dikalangan anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa. Namun, penerapan etika bisnis ini masih kurang, yang membuat larangan transaksi dalam Islam acuh tak acuh. Seperti barang yang tidak layak jual tetap dikirimkan kepada pelanggan sehingga pembeli meninggalkan ulasan buruk, hal ini menimbulkan kerugian bersama. Bahkan terdapat penipuan uang yang sudah ditransfer, barang tidak dikirim. Sehingga etika bisnis Islam harus diterapkan dalam setiap transaksi jual beli online untuk semua pihak yang melakukan kegiatan transaksi di e-commerce sehingga dapat memberikan maslahat bagi kedua belah pihak.

Berikut hasil analisis peneliti untuk memastikan validitas e-commerce :

    E-commerce Shopee

Transaksi jual beli online yang dilakukan pada Shopee dinilai telah sesuai dengan maqashid syariah, hal ini dapat dilihat dari kelima konsep penting yang telah terpenuhi seperti:

(a) hifdz al-diin (kepatuhan terhadap agama)

(b) hifdz al-nafs (menjaga jiwa)

(c) hifdz al-aql (menjaga akal)

(d) hifdz al-maal (melindungi harta)

(e) hifdz al-nasab (menjaga keturunan

Transaksi Shopee berusaha mengikuti etika bisnis Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Jadi mari kita asumsikan Shopee mengikuti prinsip Syariah Islam.

    E-commerce Tokopedia

Tokopedia telah menerapkan kejujuran yang terlihat pada fungsi penulisan deskripsi sesuai dengan kondisi produk, publikasi gambar produk yang mirip dengan aslinya dan pengiriman produk sesuai pesanan pembeli, pelaksanaan silaturahmi terlihat dari penjual sesegera mungkin untuk menanggapi pesan pembeli dan menjaga hubungan antara penjual dan pelanggan menjadi salah satu peran yang sangat penting Tokopedia menjaga bisnis agar lebih cepat berkembang. Sebuah acara online di Tokopedia menerapkan etika bisnis Islami, namun ketika beberapa aspek seperti latar belakang anggota komunitas Tokopedia yang tidak semua orang memahami ekonomi syariah, hal ini menjadikan penerapan etika bisnis Islam di perusahaan ini tidak sepenuhnya sesuai dengan Syariat Islam.

    E-commerce Lazada
Baca Juga;  PIS Siap Gempur Pasar LNG Internasional Bersama NYK

Transaksi pada Lazada dalam kaitannya dengan akad, yaitu akad jual beli salam. Dalam menjalankan akad salam, ada pilar dan syarat yang harus dipenuhi. Salah satu rukun dan persyaratan yang dipenuhi oleh Lazada adalah jenis e-commerce B2C dimana menyimpan barang untuk dijual terlebih dahulu dan barang tersebut adalah produk yang diperbolehkan untuk dijual, bersih dan diberikan kepada pembeli. Kemudian, Lazada memiliki kebijakan bahwa penjual dan pembeli harus transparan identitas, berartin orang yang cakap dan cerdas, bukan anak kecil yang belum mengerti jual beli yang baik dan benar. Semua sistem Lazada memberikan kemudahan bagi terlaksananya kesepakatan dan tujuan akad As-Salaam sehingga memudahkan kedua pihak yang jauh untuk melakukan kegiatan transaksional.

    E-commerce Bukalapak

Bukalapak mengimplementasikan semua peraturan yang ada dilaksanakan secara bijaksana dan professional. Etika bisnis Bukalapak berusaha untuk melakukan transaksi sesuai dengan Etika bisnis yang dicontohkan Rasulullah SAW. sesuai prinsip maqashid syariah, Bukalapak juga berusaha menepati komitmennya memberikan kepuasan dan loyalitas baik kepada penjual maupun pengguna pembeli Namun, ini tidak mengecualikan bahwa tidak semuanya para pihak dapat menerima atau mengetahui praktik dan sikap terbaik yang diberikan Bukalapak karena tidak ada sistem yang sempurna. Bukalapak mencoba mengikuti etika bisnis yang seperti sudah dicontohkan Rasulullah SAW. Meskipun masih ada beberapa aspek yang tidak pantas, seperti pihak yang tidak bertanggung jawab dan pihak e-commerce itu juga tidak dapat menanggapi keluhan pelanggan secara tepat waktu.

Berdasarkan hasil analisis dapat dinyatakan bahwa empat toko online (Shopee, Tokopedia, Lazada dan Bukalapak) memiliki layanan uniknya masing-masing. Namun, di balik keunikannya terdapat pandangan dan pertanyaan yang berbeda. Ada banyak penerapan untuk menyelesaikan transaksi jual beli online yang dikaji dan diteliti, kemudian juga menghasilkan interpretasi yang berbeda. Kesamaan diperoleh, yaitu dari perbedaan yang besar terkait ada atau tidaknya Implementasi etika bisnis Islam. Beberapa menyebutkan bahwa mereka mengikuti etika Bisnis Islami (Etika yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.) dan lainnya belum lagi menganut etika ekonomi Islam, karena masih ada unsur-unsur di dalamnya Penipuan (najasy), dusta, gharar dan hal-hal yang haram dan sia-sia lainnya. Ada juga yang menyatakan transaksi jual beli akan dilakukan secara online diperbolehkan selama tidak mengandung unsur-unsur yang dilarang Syariah Islam.

Baca Juga;  6 Contoh Usaha Sampingan Dengan Modal Kecil Untuk Karyawan dan Mahasiswa

Transaksi jual beli online di antara empat situs e-commerce teratas di Indonesia Implementasi sistem dan kebijakan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam dan apa adanya mengikuti etika bisnis yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sekarang beberapa transaksi gagal karena human error atau kesalahan dari pengguna itu sendiri, baik penjual maupun pembeli potensial mengakibatkan beberapa penerapannya kurang sesuai dengan Syariat Islam. Hal Hal yang paling penting untuk diingat adalah sikap yang peduli terhadap nilai-nilai kejujuran dan keadilan dan spiritual dalam berbisnis karena bisnis bukan hanya sekedar mencari uang hanya untung, tapi untuk memenuhi kebutuhan saudara, keluarga yang ada di dunia ini, sehingga terlepas dari sistem yang diciptakan, aturan dan etika yang tepat dan mapan juga harus diperhatikan untuk peraturan bisnis saat ini. Sehingga bisnis menjadi berkah dan progresifnya sukses.