www.daytekno.com – UMKM saat ini pada umumnya berusaha mengeluarkan seminimal mungkin pengeluaran untuk biaya pemasaran, khususnya beriklan. Saat ini yang banyak digunakan dalam beriklan adalah sosial media, seperti Facebook, Instagram atau TikTok.
Namun sebagai pemasang iklan tidak pernah mengetahui apakah iklannya mengenai target sasaran. Beaya yang dikeluarkan menguap begitu saja. Ada yang berhasil, namun banyak yang gagal. Hal ini dialami oleh sekitar 80% pemasang iklan di sosial media.
Memang beriklan pada duopoly Google dan Facebook itu tepat, namun pengguna tidak mengetahui beaya iklan ini apakah tepat sasaran. UMKM bersaing juga dengan 3.500 perusahaan lain.
Dalam Kompasianival 2022, kita diperkenalkan dengan Infomo, sebuah sistem pemasaran yang berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Sistem Infomo saat ini sudah mempunyai database 140 juta pelanggan secara nasional, atau kira-kira setengah jumlah penduduk Indonesia.
Infomo membuat pemasang iklan dengan sasaran pelanggan tampak transparan. Jadi pemasang iklan memperoleh rekomendasi dari mesin kecerdasan buatan untuk memasang iklan secara tepat.
Dengan beriklan melalui sosial media, misal kita mengeluarkan dana 2 juta Rupiah, ternyata penapatan kita hanya 1,5 juta Rupiah saja. Kita rugi bukan? Hal ini tidak akan kita alami bila menggunakan jasa Infomo.
Jadi Infomo memiliki tiga Pilar, yakni media, UMKM dan Telco.Infomo seakan berfungsi sebagai alat bantu agar produsen mampu mencapai target sasaran pembeli yang tepat.
Infomo adalah sebuah platform pemasaran digital yang memberi rekomendasi pengusaha harus beriklan dimana dan untuk siapa. Misal, pengusaha ayam goreng mengetahui ayam gorengnya digemari warga Jakarta Barat.
Infomo memiliki database yang besat dan valid, karena bekerja sama dengan asosiasi pemasaran. jadi Infomo memiliki relasi dengan sosial media, Kompas, Google dan lainnya. Infomo juga bekerja sama dengan SMESCo dengan konsep bagi hasil. Jadi produsen di luar Jawa tidak perlu memiliki Hub di Jawa, tetapi bisa langsung bertransaksi dengan pembelinya.
Infomo saat ini sudah ada di India, Vietnam, Australia, Amerika
Serikat dan Brazilia. Kita boleh bangga karena Infomo embrionya dikembangkan di Indonesia sejak 2018.
Infomo sangat tepat bagi UMKM karena UMKM tidak memiliki sumber daya sebesar perusahaan besar. Sedangkan melalui Infomo UMKM dilayani sama dengan perusahaan besar.
Infomo diibaratkan sebuah advanced digital desk atau dashboard, tempat pertemuan penjual dan pembeli.
Sebuah kissh sukses dari Infomo dialami oleh seorang Ibu tua di Australia yang memiliki persediaan barang selimut cukup banyak. Jualannya kurang laku, padahal anak buahnya sudah beriklan. Akibatnya dia memiliki sejumlah hutang hingga rumahnya terancam disita oleh bank. Ibu ini hanya bisa menangis, minta dibantu tim Infomo.
Infomo perlu waktu untuk mempelajari pola bisnis Ibu ini, dan dalam 6 bulan sudah berhasil menjual semua persediaan barangnya. Dan masih ditambah mendapat pesanan tiga kali lipat.
Jadi, dalam era digitalisasi seperti saat ini, layanan seperti Infomo yang sangat diperlukan oleh UMKM. Namun kuncinya dalam berbisnis adalah produknya harus baik.
Nah, para Kompasianer atau pembaca yang memiliki usaha, walau hanya UMKM, cobalah bekerjasama dengan Infomo untuk meningkatkan penjualan. Beriklanlah secara efektif, yang tepat sasaran agar beaya iklan kita tidak sia-sia alias menguap begitu saja.
Infomo memberikan bumbingan yang nemadai agar kita mampu berusaha secara efektif Dan efisien, dapatkanlah cuan sebanyak mungkin. Jayalah UMkM Indonesia, soko guru perekonomian Indonesia.